Rabu, 01 Juni 2011

Blatter Terpilih Lagi Jadi Presiden FIFA


 

AP Photo/Keystone, Steffen Schmidt
TEMPO InteraktifZurich -- Presiden FIFA Sepp Blatter terpilih kembali menjadi ketua badan sepak bola dunia tersebut untuk masa jabatan empat tahun ke depan.

Blatter, 75 tahun, kembali memegang kekuasaan setelah mendapatkan 186 dari 203 suara pada kongres ke-61 FIFA setelah pesaingnya, ketua sepak bola Asia (AFC) Mohamed bin Hammam mengundurkan diri.

Blatter berjanji untuk memulai reformasi radikal FIFA--termasuk cara tuan rumah Piala Dunia diberikan--setelah gelombang tuduhan korupsi yang dialami organisasi itu beberapa pekan ini.

Pemilihan presiden FIFA itu tetap digelar meskipun ada upaya dari Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) yang memaksakan penundaan. Mosi Inggris untuk menunda pemilihan itu ditolak oleh 172 suara berbanding 17 suara yang mendukung.

Dugaan skandal korupsi di badan sepak bola dunia, FIFA, sebelumnya, membuat Sepp Blatter was-was. Pria asal Swiss itu bahkan harus menggelar jumpa pers khusus untuk menampik segala macam tudingan. Dia juga menegaskan bahwa saat ini tak ada krisis di lembaga yang dipimpinnya.


Blatter berkata, "Lihatlah, pertandingan final Liga Champions begitu meriah. Tak ada krisis dalam industri sepak bola," katanya.

Pernyataan ini dilontarkan Blatter setelah dia akhirnya terbebas dari semua tuduhan keterlibatan kasus suap sepak bola. Komite Etik FIFA memutuskan dia bersih. Keputusan itu berbeda dengan yang diterima Presiden Konfederasi Sepak Bola Amerika Tengah, Utara, dan Karibia (CONCACAF) yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden FIFA, Jack Warner. Jack diskors untuk sementara guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Sanksi skors juga diberikan kepada Presiden Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) Mohamed bin Hammam. Sanksi itu memaksa Hammam mundur dari pencalonan Presiden FIFA yang akan digelar pada 1 Juni kemarin.

Warner dan Hammam dituduh menerima suap dalam sebuah pertemuan yang digelar Persatuan Sepak Bola Karibia. Adapun Blatter dituding ikut bermain dalam pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2022, yang dimenangi Qatar. Namun, Komite Etik memutuskan tidak ada masalah di FIFA dalam proses pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.

Blatter mengatakan ia menyesalkan adanya tuduhan itu, yang muncul baru-baru ini, karena dapat merusak reputasinya. Namun, ia mengatakan masalah itu bisa diselesaikan secara baik-baik di lingkup internal FIFA. "Sepak bola tidak ada krisis," kata Blatter. "Ada beberapa kesulitan memang, tapi akan diselesaikan di dalam FIFA."

Pihak sponsor FIFA juga bereaksi terhadap adanya kontroversi di FIFA. "Adidas memiliki kemitraan yang sangat panjang dan sukses dengan FIFA. Kami berharap akan terus berlanjut," kata seorang juru bicara Adidas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar